KABAR18.COM - Negatif Campaign atau kampanye negatif cukup marak mewarnai pilgub Jambi 2024. Media sosial seperti facebook, tiktok, Instagram ramai saling serang kedua kubu pendukung pasangan calon. Tak terkecuali di sejumlah media online.
Menurut Direktur Terminator ( Tim Gerak of Romi) Iqbal Putra, pasca debat perdana Minggu 27 Oktober 2024, negatif campaign tersebut tak jua surut malah kian menjadi. Beragam isu mewarnai percakapan panas di sejumlah grup WhatsApp.
Baca Juga: Al Haris PHP Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Soal Lokasi Sport Center.
"Pasangan nomor urut 01 Romi Hariyanto - Sudirman diserang isu narkoba. Sedangkan pasangan nomor urut 02 Alharis - Abdullah Sani dihantam isu korupsi, nepotisme dan kasus asusila." jelas kandidat doktor ekonomi ini.
Mendekati hari pencoblosan, mari kita cek fakta seputar negatif campaign itu.
Baca Juga: Ssst..ini Titik Krusial Kegagalan Al Haris Selaku Petahana
Romi Hariyanto masif diserang soal narkoba. Bukan hanya media sosial, sejumlah media online pun gencar memberitakan isu ini. Berita - berita itu terkesan menggiring opini publik agar menilai Romi sebagai pecandu narkoba yang berbahaya. Namun faktanya, tak satupun jejak digital yang membuktikan Romi pernah berurusan dengan pihak berwenang soal narkoba. Tes Kesehatan jelang pendafatraan ke KPU oleh tim dokter dan pakar membuktikan Romi clear.
Nyaris tak terlihat serangan tentang isu korupsi, nepotisme atau kasus lain kepada Romi yang berpasangan dengan Sudirman.
Baca Juga: Romi Sudirman Unggul Debat Pertama Pilgub Jambi, Al Haris Mengkhayal Lagi...?
Berbeda dengan Alharis, isu miring yang menerpanya cukup beragam. Sejumlah isu korupsi seperti pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Angsoduo, pembangunan Islamic Center di sekitar bandara Sultan Thaha Syaifuddin, dan tata kelola anggaran serta kemacetan akibat batubara cukup ramai mewarnai media di Jambi hari - hari ini. Bahkan Alharis juga disebut terbukti pernah berhadapan dwngan kasus asusila yang melibatkan anggota Bhayangkari saat masih menjabat bupati Merangin. Jejak digital kasus ini cukup banyak bukan hanya di media lokal namun juga media nasional seperti Tempo, Kompas, Sindonews hingga Antara.
Kampanye negatif tentu sah saja sepanjang isi kampanye tersebut memang berdasar fakta. Namun disayangkan para pelaku kampanye negatif sering kebablasan sehingga sering berujung menjadi kampanye hitam yang dilarang.
Uniknya, di pilgub Jambi kali ini isu negatif maupun kampanye hitam sepertinya hanya menyerang para calon gubernur. Sedangkan para calon wakil gubernur terlihat bersih tanpa isu negatif. ***
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS