KABAR18.COM – Senin, 8 September 2025, aula utama Kantor Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dipenuhi suasana serius namun hangat. Pemerintah Kabupaten Tanjabtim bersama berbagai pihak menggelar forum penting dalam rangka penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG).
Bupati Tanjabtim, Hj. Dillah Hikmah Sari, membuka kegiatan dengan penuh empati. Ia menegaskan bahwa RPPEG bukan sekadar dokumen teknis, melainkan rencana jangka panjang untuk 30 tahun ke depan.
Baca Juga: Kampung Mantap Lingkungan Hidup, Strategi Asnelly Selamatkan Sungai
> “RPPEG ini harus disusun teliti, melibatkan semua pihak. Tidak boleh ada yang merasa ditinggalkan. Saya ingin dokumen ini menjadi pedoman bersama, bukan sumber perselisihan,” tegas Dillah.
Baca Juga: Kampung Mantap, Program Al Haris Selamatkan Sungai Batanghari
Paparan utama disampaikan Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Dr. Asnelly Ridha Daulay, yang juga Ketua Tim Penyusunan RPPEG Provinsi Jambi. Dengan gaya tenang, ia menjelaskan bahwa Tanjabtim memiliki peluang besar dalam penyusunan RPPEG karena sudah memiliki peta kawasan hidrologis gambut (KHG) skala 1:50 ribu.
> “Peta KHG ini bisa jadi acuan utama. Jadi, tinggal bagaimana kita menyusun RPPEG yang sesuai dengan karakteristik gambut di Tanjabtim,” ungkap Asnelly, doktor jebolan IPB itu.
Asnelly menambahkan, penyusunan RPPEG akan melibatkan lima tenaga ahli dari berbagai bidang, mulai dari gambut, sosial ekonomi, pemetaan, agribisnis lahan basah, hingga klimatologi. Dengan demikian, dokumen RPPEG diharapkan tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga relevan secara sosial dan ekonomi.
Dalam forum itu, Ade Candra dari KKI Warsi turut mengingatkan pentingnya aspek sosial dan ekonomi dalam pengelolaan gambut, merujuk pada pengalaman pahit kebakaran besar tahun 2015 dan 2019.
Sementara itu, melalui sambungan virtual, Huda Aksani dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menegaskan bahwa RPPEG harus sinkron dengan RPJMD agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perizinan dan pengelolaan.
Hari itu, aula Kantor Bupati Tanjabtim bukan sekadar ruang diskusi, tetapi menjadi ruang harapan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur berpeluang menjadi contoh pengelolaan gambut yang bijak, kolaboratif, dan berorientasi masa depan. ***
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS