KABAR18 COM- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen terus mendorong peran penting inovasi keuangan dalam mewujudkan masa depan sektor keuangan Indonesia yang inklusif dan tumbuh berkelanjutan.
Komitmen itu disampaikan Deputi Komisioner Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi OJK, Irnal Fiscallutfi, pada pembukaan The 2nd OJK International Research Forum (IRF) 2024, di Nusa Dua, Bali, Senin kemarin.
Baca Juga: OJK Fokus Penguatan Pengawasan dan Penyelesaian Kasus di IKNB
Inovasi keuangan berperan penting dalam memperluas layanan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan.
“Diharapkan memberi peluang bagi lembaga keuangan untuk memasuki pasar lebih luas dalam menyalurkan dana kepada nasabah unbanked dan underbanked,” kata Irnal.
Baca Juga: OJK Dorong Pengembangan UMKM sebagai Pertumbuhan Ekonomi Baru Daerah
Dalam kegiatan bertema “Driving Financial Innovations to Enhance a Better Financial Life” tersebut, Irnal mengungkapkan, sektor keuangan mengalami perkembangan teknologi pesat.
Bahkan, lebih jauh telah mengadopsi Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi, seperti melayani pelanggan, menilai kelayakan kredit, dan mendeteksi kemungkinan gagal bayar.
Baca Juga: Dian Ediana Rae Ditetapkan sebagai Anggota Dewan Komisioner Lps Ex-Officio OJK
Meskipun begitu, Irnal menegaskan, penggunaan AI juga menghadirkan tantangan dan risiko yang memerlukan mitigasi ke depan, seperti keamanan data dan siber, ancaman terhadap tenaga kerja, dan masalah akurasi dan akuntabilitas dari otomatisasi pengambilan keputusan.
“Penting kita pertanyakan kembali seberapa pintar AI, karena pada akhirnya AI tetaplah sebuah mesin yang terbatas pada algoritma dan data, yang berarti peran manusia masih sangat dibutuhkan,” terang Irnal.
Untuk meminimalisir risiko, beberapa hal perlu dikembangkan, antara lain menguatkan keamanan data dan siber, menavigasi lanskap teknologi yang kompleks, memperjelas kerangka regulasi, meningkatkan kepercayaan publik, dan melakukan edukasi dan literasi keuangan.
Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto mengingatkan, meski inovasi keuangan berpotensi memperluas akses ke layanan keuangan, penting memastikan masyarakat rentan tidak semakin tertinggal.
“Menjembatani kesenjangan digital dan menyediakan pendidikan literasi keuangan merupakan kunci untuk mencapai inovasi keuangan yang inklusif,” jelas Agus.
Salah satu upaya mendukung pengembangan inovasi keuangan adalah melalui kegiatan The 2nd OJK International Research Forum.
Kegiatan ini menghadirkan para pakar dan praktisi sebagai narasumber dari berbagai negara dengan harapan dapat menjadi forum pertukaran wawasan mengenai riset-riset frontier dan best practices dalam pengembangan inovasi keuangan.
“Cita-cita untuk membangun industri jasa keuangan yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing global dapat terwujud,” ujar Agus.
Dengan komitmen dan semangat kolaborasi yang kuat antar pelaku industri, regulator, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, ada peluang mendorong perubahan positif, tidak hanya memajukan sektor keuangan tapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan sosial. (***)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS