Profil Singkat 10 Tokoh Penerima Anugerah Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025

Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa

Reporter: - | Editor: Ulun Nazmi
Profil Singkat 10 Tokoh Penerima Anugerah Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025
Sepuluh Tokoh Bangsa Penerima Anugerah Pahlawan Nasional Tahun 2025 || Dok IG

KABAR18.COM — Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh bangsa yang telah berjasa besar bagi negara dan rakyat Indonesia.

Dari sepuluh tokoh tersebut, di antaranya terdapat Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh Marsinah.

Baca Juga: Resmi Diluncurkan, Anugerah Jurnalistik Pertamina 2025 Jadi Ajang Apresiasi bagi Insan Pers

Berikut daftar dan profil singkat 10 Pahlawan Nasional tahun 2025:

1. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)

Baca Juga: Waspada! BMKG Prediksi Hujan Lebat Guyur Jambi Hingga 2 November 2025

Dr. (H.C.) K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta, 30 Desember 2009. Ia adalah Presiden keempat Republik Indonesia (1999–2001), mantan Ketua Umum PBNU, dan pendiri PKB. Dikenal sebagai pejuang demokrasi, pluralisme, dan kebebasan beragama. Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri.

2. Jenderal Besar TNI Soeharto (Jawa Tengah)

Baca Juga: OJK Perkuat Pelindungan Konsumen di Era Digital, Tekan Kejahatan Keuangan dan Scam Online

Presiden kedua Republik Indonesia ini lahir di Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921. Karier militernya dimulai sejak masa kemerdekaan. Ia dikenal sebagai pemimpin operasi pembebasan Irian Barat dan pendiri Orde Baru. Soeharto wafat pada 27 Januari 2006 dalam usia 87 tahun.

3. Marsinah (Jawa Timur)

Lahir di Nglundo, Nganjuk, 10 April 1969. Seorang aktivis buruh yang gigih memperjuangkan hak-hak pekerja di PT CPS, Sidoarjo. Marsinah menjadi simbol perjuangan kaum buruh setelah ditemukan meninggal secara tragis pada 8 Mei 1993 usai memimpin aksi mogok kerja. Ia dikenang sebagai pejuang keadilan dan hak asasi manusia.

4. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. (Jawa Barat)

Lahir di Jakarta, 17 Februari 1929. Pakar hukum internasional dan diplomat ulung Indonesia. Pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman (1974–1978) dan Menteri Luar Negeri (1978–1988). Ia berperan besar dalam diplomasi batas laut dan pengakuan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Wafat pada 6 Juni 2021 dan dimakamkan di TMP Kalibata.

5. Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat)

Lahir tahun 1900 di Padang Panjang. Pendiri Perguruan Diniyah Putri pada 1923, sekolah Islam pertama untuk perempuan di Indonesia. Tokoh pendidikan Islam ini menginspirasi Universitas Al-Azhar Kairo untuk membuka fakultas khusus perempuan (Kulliyatul Banat). Wafat pada 26 Februari 1969, rumahnya kini menjadi Museum Rahmah El Yunusiyah.

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)

Tokoh militer yang menjabat sebagai Komandan RPKAD (kini Kopassus) pada 1965 dan Gubernur Akademi Militer tahun 1970. Ia dikenal sebagai sosok disiplin, tegas, dan patriotik. Sarwo Edhie adalah ayah dari Ani Yudhoyono (istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono).

7. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat)

Sultan Bima ke-XIV (1915–1951) yang gigih menentang penjajahan Belanda di wilayah Bima. Ia dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di kawasan timur Nusantara.

8. Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)

Ulama karismatik kelahiran Bangkalan, Madura (1820–1925). Dikenal sebagai guru para ulama besar, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari. Ia berkontribusi besar terhadap perkembangan pendidikan pesantren dan syiar Islam di Indonesia.

9. Tuan Rondahaim Saragih Garingging (Sumatera Utara)

Pejuang asal Kerajaan Raya, Simalungun, yang memimpin perlawanan terhadap Belanda pada 1880–1891. Ia menentang pembukaan perkebunan secara sepihak oleh kolonial. Berkat keteguhannya, Belanda gagal menundukkan wilayah Raya. Rondahaim wafat pada 1891.

10. Sultan Zainal Abidin Syah (Maluku Utara)

Lahir di Soa-Sio, Tidore, 15 Agustus 1912. Ia diangkat sebagai Gubernur Irian Barat pertama (1956–1961) dan berjuang untuk integrasi Irian Barat ke dalam NKRI. Dikenang sebagai tokoh pemersatu wilayah timur Indonesia.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional 2025 menjadi bentuk penghargaan negara atas dedikasi, pengorbanan, dan jasa para tokoh tersebut dalam membangun, memerdekakan, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(***)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya