KABAR18.COM - Universitas dan sekolah di Afganistan sudah dibuka. Secara perlahan seluruh universitas dan sekolah akan mengizinkan perempuan masuk di kelas terpisah.
Baca Juga: Bagaimana jika Indonesia diboikot seperti Rusia?
Pembukaan kembali universitas terjadi seminggu setelah delegasi Taliban mengadakan pembicaraan dengan para wakil-wakil negara Barat di Norwegia, di mana mereka ditekan untuk meningkatkan hak-hak perempuan, sebelum miliaran dolar aset yang disita dan bantuan asing yang dibekukan bisa disalurkan lagi.
Penghentian bantuan luar negeri telah memicu krisis kemanusiaan di Afganistan, yang sebelumnya telah dihancurkan oleh perang selama beberapa dekade.
Para pejabat mengatakan, universitas di provinsi Laghman, Nangarhar, Kandahar, Nimroz, Farah dan Helmand sudah dibuka mulai Rabu (1/2). Universitas lain dijadwalkan untuk melanjutkan operasi pada akhir bulan ini.
Seperti dilaporkan AFP melihat perempuan - mengenakan burqa yang menutupi seluruh tubuh - memasuki Universitas Laghman Rabu pagi. Anggota Taliban menjaga pintu masuk, dilengkapi senapan mesin yang dipasang di portal gerbang kampus.
Seorang karyawan mengatakan, kelas-kelas dipisahkan dengan kelas perempuan di pagi hari dan kelas lelaki di sore hari. Taliban menyatakan, mereka tidak keberatan dengan pendidikan untuk perempuan, tetapi ingin kelas-kelas dipisahkan dan kurikulum disusun berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Di sebuah universitas swasta di Kabul. Ada tirai yang memisahkan mahasiswanya. Pemisahan antara perempuan dan laki-laki ini sekarang menjadi kebijakan resmi dan kemungkinan akan terus menyebar. "Pembelajaran campur, lelaki-perempuan, bertentangan dengan prinsip Islam, nilai-nilai nasional, adat dan tradisi," kata Abdul Baghi Hakkani, Menteri Pendidikan Taliban di Kabul.
Perempuan-perempuan ini, di sisi lain, mengatakan mereka senang dengan orde baru. Dikawal oleh aparat keamanan, mereka berbaris di jalan-jalan mengklaim kepuasan penuh dengan sikap dan perilaku Taliban, dan mengatakan bahwa mereka yang melarikan diri dari negara itu tidak mewakili semua perempuan. Mereka percaya bahwa aturan Islam menjamin keselamatan mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Selasa malam memuji dizinkannya kembalinya mahasiswi berkuliah di universitas negeri di negara Hindukush itu,.
"(PBB) menyambut baik pengumuman bahwa universitas negeri akan mulai dibuka kembali pada 2 Februari bagi semua siswa perempuan dan laki-laki. Sangat penting bahwa setiap orang muda memiliki akses yang sama ke pendidikan," kata misi PBB untuk Afghanistan dalam sebuah tweet pada Selasa malam.
Khalil Ahmad Bihsudwal, kepala Universitas Nangarhar, kepada kantor berita Reuters mengatakan, siswa laki-laki dan perempuan di lembaga tersebut akan menghadiri kelas terpisah.
Hanya universitas negeri di provinsi yang lebih hangat yang dibuka pada hari Rabu (2/2). Perguruan tinggi di daerah yang lebih dingin, termasuk di Kabul, baru akan dibuka kembali pada 26 Februari 2022.**PM**
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS