Alm. Prof As’ad Isma Bin Ishak Mendapat Gelar Penghargaan Anumerta

Rektor UIN STS Jambi, Alm. Prof As’ad Isma, wafat di RSUD Raden Mattaher Jambi, Sabtu (28/09/2024) dalam usia 55 tahun. Dimakamkan di TMP Satria Bhakti Jambi.

Reporter: ASR | Editor: Muhammad Asrori
Alm. Prof As’ad Isma Bin Ishak Mendapat Gelar Penghargaan Anumerta
Mantan Rektor IAIN (UIN) Sulthan Thaha Syaifuddin, Prof Dr H Mukhtar Latif.| Asrori.

KABAR18.COM - Rektor UIN STS Jambi, Alm. Prof As’ad Isma, wafat di RSUD Raden Mattaher Jambi, Sabtu (28/09/2024) dalam usia 55 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Satria Bhakti Jambi, Minggu (29/09/2024).

Kepergian almarhum untuk selamanya menghadap Sang Kahliq itu, sedikit membuat terkejut dan sekaligus berduka yang dirasakan masyarakat Jambi, khususnya bagi civitas akademika kampus biru Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifudin (UIN STS) Jambi, karena merasa kehilangan salah seorang akademisi terbaik di daerah ini.

Baca Juga: Daraqthuni Dahlan, Mantan  Sekda Kerinci Tutup Usia

Lalu siapa sebenarnya sosok seorang Prof As’ad Isma, yang mendapat gelar penghargaan Anumerta dari pemerintah, dimata Mantan Rektor IAIN (UIN STS Jambi) Prof H Mukhtar Latif, saat ditemui di TMP Satria Bakhti, usai prosesi pemakaman. 

Beliau ini kan, saya kenal jauh sejak waktu menjadi aktivis mahasiswa, kata Mukhtar latif mengawali komentarnya.

Baca Juga: As’ad Isma Minta YPI Batanghari Percepat Proses Suksesi Rektor IAI Nusantara

As’ad Isma itu betul-betul aktivis gerakan yang memang sangat loyal dan berkomitmen dalam garis-garis perjuangan. Kesetiaan dengan kawan-kawannya tak perlu diragukan lagi. 

Setahu saya, lanjut Mukhtas latif, beliau itu baik dalam pergaulan sehar-hari maupun dilingkungan pendidikan civitas akademik tidak pernah berhianat dan melukai hati kawan-kawan, walaupun beliau banyak dilukai dan disakiti.

Baca Juga: As’ad Isma Lantik Jajaran Pejabat  di Lingkungan UIN Jambi

Kita melihat, pertama, beliau ini jiwanya sabar dan ikhlas, itulah yang membuat beliau selalu menjadi pemenang. Jadi ketika beliau dilukai, dicedrai tidak pernah membalas, justru Allah SWT menangkan dia dalam setiap langkah dan perjuangan.

Kedua, di dalam dunia akademis saya juga kenal belilau. Waktu kuliah juga pernah satu rumah sama-sama dengan saya dan saya seniornya. Karakter beliau sangat setia kepada kawan-kawan dan selalu kompak menjaga silaturrahim dengan suasana damai, nyaman dan ceria, itu yang beliau miliki. 

Ketiga, dia (almarhum) orang akademisi yang cukup berprestasi. Meski saat kuliah di pasca sarajara (S2), agak terlambat selesainya, karena banyak kesibukan sebagai aktivis, tapi pada akhirnya study S2 beliau selesai juga dengan baik.

Keempat, beliau yang saya kenal adalah seorang yang memang punya talenta politisi, dasar politisi yang basisnya dari aktivis dan gerakan organisai kemasyarakatan.

Kemudian menurut Mukhtar Latif selaku seniornya, melihat juga cara berpikirnya almarhum selalu mencerminkan sebagai politisi akademis, sehingga apa yang beliau sikapi dan lakoni betul-betul punya dasar yang jelas, punya sebuah visi-misi yang jelas dan semua tindakan beliau terukur, itu yang kita sukai. Jadi beliau bukan politisi yang hanya tampil sebagai penggembira.

Belilau itu politisi yang punya besic dan kerangka dasar serta visi-misi, sehingga jadi politisi yang mumpuni, karena besicnya sangat kuat. Dan sampailah terakhir beliau jadi pimpinan ditakdirkan oleh Allah, padahal tadinya beliau tidak masuk dalam bursa pencalonan Rektor UIN STS Jambi, tahun 2023 lalu. Tapi ya itu tadi, Allah selalu berpihak pada dia dan memberikan keunggulan pada dia, ungkap Mukhtar Latif.

Sebelumnya juga beliau sudah jadi Guru Besar. Beliau telaten di dunia akademik, sehingga sangat cepat memperoleh status Guru Besarnya, dan itulah yang membawanya bisa dan sukses menjadi Rektor UIN STS Jambi, diakhir tahun 2023 yang lalu. 

Saat ini sebetulnya beliau (Alm. As’ad Isma) sedang berjuang dan sangat luar biasa untuk membawa UIN STS Jambi. Meneruskan program yang sudah ada guna mewujudkan kehadiran Fakustas Kedokteran yang tinggal selangkah lagi dan mengejar target semua Prodi, Fakultas dan Lembaga agar menjadi lebih unggul, jadi kelas kompetitor berkualitas ditingkat Nasional bahkan Internasional.

Inilah yang beliau kejar berjuang siang-malam, terkadang mengadakan rapat lima sampai enam kali sehari dan waktu tidurnya sangat sedikit sekali, sehingga beliau juga cukup lelah dan mungkin yang membuatnya ngedrop fisiknya, karena semangat luar biasa dan bertanggung jawab sebagai panggilan professional itu ingin yang terbaik.

Maka kita bangga, apa yang sudah beliau karyakan. Siappun penggantinya nanti kita berharap dapat meneruskan, apa yang sudah dirintas dan berjalan dikembangkan, sehingga menjadi sebuah pengabdian yang sangat luar biasa sampai akhir hayat beliau.

Hari ini, ungkap Mantan Rektor IAIN STS Jambi Periode 2006–2010, kita mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan penghargaan kepada beliau (Anumerta). Penghargaan Anumerta kepada Alm. Prof As’ad Isma itu, diberikan sehingga dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Satria Bhakti, di kawasan The Hok Kota Jambi. 

Anumerta, dari bahasa Sanskerta: (anu-, "setelah") + (meṛta-, "wafat") adalah tindakan atau kegiatan yang terkait dengan seseorang yang dilakukan setelah yang bersangkutan meninggal dunia.

Dalam konteks yang paling umum, anumerta biasanya dikaitkan dengan pemberian penghargaan kepada seseorang atas jasa-jasa yang telah dilakukannya, biasanya oleh pemerintah atau organisasi, pada saat orang tersebut telah meninggal dunia. (Ensiklopedia Dunia).

Terakhir, Mukhtar Latif menyebutkan, ini bukti yang sangat luar biasa saya kira. Dan ini baru satu-satunya Rektor UIN dalam sejarah, baru beliau ini yang pertama mendapat tempat terpuji dihadapan manusia dan Insya Allah ini merupakan indikator dan syarat Allah muliakan beliau di sisiNya, karena manusia pun meluliakan, tentu Allah akan memuliakan beliau, Insya Allah. 

“Semoga Husnul Khotiah, Ahli Khoir, Ahli Kesholehan, pungkas Mukhtar Latif dalam doanya.***

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya