Hingga Februari 2024, Sektor Jasa Keuangan di Jambi Tumbuh Positif

Hingga Februari 2024, Sektor Jasa Keuanga

Reporter: AM | Editor: Ahmad Muzir
Hingga Februari 2024, Sektor Jasa Keuangan di Jambi Tumbuh Positif
OJK bersama BEI Jambi Sosiosasi Pasar Saham Reksadana. (foto: ist)

KABAR18.COM-Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi ( OJK Jambi) mencatat kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Jambi hingga Februari 2024 tumbuh positif.  Pertumbuhan itu  dilandasi kepercayaan masyarakat atas pelindungan konsumen yang dijalankan secara bertanggungjawab dan konsisten oleh OJK.

“Termasuk juga upaya penindakan bentuk aktivitas keuangan ilegal yang dijalankan oleh Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal,” terang Yudha Nugraha Kurata, Kepala OJK Provinsi Jambi.

Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Baru Tentang Asuransi Usaha Bersama

Berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Jambi pada Februari 2024, stabilitas sektor perbankan per Februari 2024 kredit tumbuh sebesar 7,03 persen (yoy) menjadi Rp50,61 triliun. Kredit konvensional tumbuh sebesar 5,78 persen (yoy) menjadi Rp45,28 triliun dan untuk pembiayaan syariah tumbuh sebesar 19,05 persen menjadi Rp5,33 triliun.

 “Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat  sebesar 3,75 persen (yoy) yang berasal dari DPK perbankan konvensional yang meningkat sebesar 3,75 persen (yoy) menjadi Rp41,90 triliun, dan peningkatan juga terdapat pada DPK perbankan syariah sebesar 3,75 persen (yoy) menjadi sebesar Rp3,64 triliun. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 111,14 persen atau lebih tinggi dari LDR nasional sebesar 85,16 persen.  Sementara itu, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,02 persen, berada di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,32 persen,” terang Yudha

Baca Juga: Perkuat Integritas, OJK Terapkan Manajemen Anti Penyuapan dan Optimalkan Whistleblowing System

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,68 persen diikuti modal kerja sebesar 30,61 persen dan Investasi sebesar 26,71 persen. Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 46,24 persen dan non-UMKM sebesar 53,76 persen.

Sementara itu, kredit BPR di Jambi bertumbuh positif pada Februari 2024 sebesar 10,94 persen (yoy) menjadi Rp1.109,06 miliar dan DPK tumbuh 10,89 persen (yoy) menjadi Rp1.017,10 miliar. 

Baca Juga: OJK Dukung Pendirian  Financial Center di IKN

Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Jambi pada Februari 2024 tercatat sebesar 81,03persen dan kualitas kredit bermasalah dengan rasio NPL sebesar 16,40 persen (yoy) Porsi kredit modal kerja sebesar 54,93 persen dari total penyaluran kredit, diikuti dengan investasi 29,70 persen dan konsumsi sebesar 15,37 persen. 

Selanjutnya, porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat sebesar 83,03 persen dan kepada non-UMKM sebesar 16,97 persen.Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi sebesar 23,79persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 18,95 persen. 

“Pada sektor IKNB, kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) pada Februari2024 menunjukkan perkembangan yang positif dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 23,17 persen (yoy). Sejak berdiri pada tahun 2019 s.d. Februari2024, LKMS telah menyalurkan dana sebesar Rp2,29 miliar kepada 1.284 nasabah dengan NPF sebesar 15,11 persen,” ungkap Yudha.

Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Jambi pada bulan Januari 2024 tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp9.079 miliar atau meningkat 9,29 persen (yoy) dengan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 3,20 persen. Jumlah kontrak pembiayaan sebanyak 910.230 kontrak, turun -2,37 persen (yoy), namun meningkat 0,08 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (mtm).

Sementara itu, industri modal ventura posisi bulan Januari 2024 menunjukkan total pembiayaan menjadi sebesar 103,70 miliar, meningkat 25,32 persen (yoy) dan rasio NPF menurun menjadi sebesar 2,70 persen, turun -3,66 persen (yoy). Pada bulan Januari 2024 disektor dana pensiun menunjukan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 6,93 persen (yoy) menjadi Rp221,81 miliar dan total investasi meningkat 6,28 persen (yoy) menjadi Rp211,05 miliar.

Selanjutnya, pada Fintech Peer to Peer Lending menunjukan pertumbuhan positif pada akumulasi pembiayaan tumbuh sebesar 58,27 persen (yoy) menjadi 4.751 miliar dan jumlah rekening penerima aktif mengalami pertumbuhan sebesar 0,21 persen (yoy)dan diikuti dengan outstanding pembiayaan mengalami pertumbuhan positif 48,07persen (yoy) menjadi 570,52 miliar di bulan Januari 2024.

“Di bidang Pasar Modal, jumlah investor dari Provinsi Jambi terus mengalami peningkatan. Pada Februari 2024 jumlah investor tercatat sebanyak 120.067 Single Investor Identification (SID), meningkat 18,46 persen (yoy). Selanjutnya, jumlah transaksi saham pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp769,04 miliar atau turunsebesar -26,30 persen (yoy),” jelas Yudha.

Selanjutnya, nilai penjualan reksa dana yang dilakukan oleh Agen Penjual Efek ReksaDana (APERD) di Provinsi Jambi pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp90,87 miliar atau naik signifikan sebesar 110,05 persen (yoy).

Meskipun saat ini di Provinsi Jambi belum terdapat perusahaan yang tercatat sebagai emiten, namun OJK Jambi senantiasa berkolaborasi dengan stakeholders untuk memberikan edukasi untuk mendorong pelaku usaha di Jambi memanfaatkan sumber pendanaan dari Pasar Modal, baik mendaftar menjadi emiten di bursa maupun melalui Securities Crowd Funding (SCF).

Adapun upaya yang dilakukan kantor OJK Jambi adalah dengan melaksanakan Program Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal terpadu (SEPMT) dengan harapan mendorong pelaku usaha menjadi emiten dan tata kelola perusahaan akan lebih transparan dan dapat meningkatkan permodalan perusahaan. (***)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya