JAMBI,KABAR18.COM-Program peningkatan literasi pasar modal di kalangan generasi muda yang digelar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) cukup efektif. Buktinya, secara nasional investasi investor muda sudah mencapai Rp 175 triliun, sedangkan di Provinsi Jambi mencapai Rp 890 miliar.
Data itu disampaikan oleh Direktur Utama PT KSEI Syamsul Hidayat saat menjadi narasumber pada acara sosialiasi dan edukasi yang diselenggarakan pada 19 Oktober 2023 di Balairung Universitas Jambi, Mendalo dengan tema “Calling for Gen-Z: To be Successful with Financial Health and Great Investment”.
Baca Juga: 2.812 Peserta Bersaing Masuk UNJA Jalur SMM-PTN
"Kita berharap dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi investor pasar modal yang berkualitas dan paham berinvestasi, sehingga mampu mendukung ketahanan pasar modal Indonesia” papar Samsul.
Menurut pria kelahiran Jambi ini, Provinsi Jambi memiliki potensi yang cukup besar yang ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang baik untuk wilayah Sumatera. Berdasarkan data KSEI per 13 Oktober 2023, jumlahi nvestor pasar modal di Provinsi Jambi menempati urutan ke-19 jumlah investor dari 34 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: BEI Jambi Canangkan Literasi dan Inklusi Pasar Modal Kepada 1.000 ASN Kota Jambi
Jumlah investor pasar modal di Jambi sebanyak 113.184 dengan nilai investasi sebesar Rp3,9 triliun, sebagian besar atau 34,75%-nya merupakan pelajar. Investor dengan pendidikan terakhir Sarjana memiliki aset dengan nilai investasi mencapai 40,7% dari total atau sebesar Rp1,59 triliun.
Hingga 13 Oktober 2023, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 11,8 juta investor, yang mencakup investor pemilik saham, obligasi, dan reksa dana. Jumlah investor pasar modal yang berusia di bawah 30 tahun tercatat sebanyak 56,66% dan 30-40 tahun sebanyak 23,47%, sehingga total investor berusia muda telah mencapai 80,13% persen, dengan nilai asset sebesar Rp165 triliun.
Secara demografi komposisi investor pasar modal individu didominasi 62,08% laki-laki. Dilihat dari sisi pendidikan, investor dengan pendidikan tertinggi SMU telah mencapai 64% dengan nilai aset lebih dari Rp215 triliun. Data ini juga mendukung bahwa dari sisi pendidikan pun, pasar modal Indonesia paling banyak berasal dari generasi muda.
Terpisah, Dekan FEB Universitas Jambi, Prof Dr Junaidi SE Msi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Direktur Utama KSEI yang telah bersedia hadir untuk menyampaikan materi dalam kuliah umum di Universitas Jambi. Hadir pula Asnawati, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan selaku Plh. Kepala OJK Provinsi Jambi.
Sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa menjadi salah satu fokus utama KSEI dalam meningkatkan literasi pasar modal. Hal ini tidak lepas dari besarnya minat mahasiswa untuk menjadi investor di pasar modal. Minat dan partisipasi mahasiswa untuk mulai berinvestasi juga dapat menjadi fondasi kokoh untuk perkembangan dan ketahanan pasar modal Indonesia.
“Anak muda semakin cerdas dalam menentukan pilihan investasinya, termasuk investasi di pasar modal. Sektor industri yang sahamnya banyak dimiliki anak muda rata-rata memiliki kapitalisasi yang cukup besar, sehingga faktor fundamental menjadi pertimbangan anak muda dalam menentukan saham pilihannya,” jelas Samsul
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pasar modal Indonesia, khususnya regulator dalam hal menyediakan sarana dan infrastruktur yang memadai, karena milenial dan gen z sangat identik dengan perkembangan teknologi dan era digital. Dengan demikian, layanan pasar modal mulai dari pembukaan rekening, proses transaksi hingga penyelesaiannya harus dapat dilakukan secara mudah dan transparan.
Samsul menyampaikan, KSEI bersama dengan berbagai pihak melakukan program peningkatan literasi pasar modal melalui kerja sama dengan perguruan tinggi. Hal ini cukup efektif karena berhasil mengajak mahasiswa sebagai investor muda untuk mulai berinvestasi di pasar modal. "Per akhir September lalu, nilai investasi investor muda bahkan sudah mencapai Rp165 triliun, Bandingkan dengan investor muda Jambi yang baru mencapai Rp890 miliar. Kita berharap dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi investor pasar modal yang berkualitas dan paham berinvestasi, sehingga mampu mendukung ketahanan pasar modal Indonesia”, papar Samsul.
Pada kesempatan yang sama, KSEI juga menyelenggarakan kegiatan media gathering. Dalam kegiatan tersebut, Samsul menyampaikan tentang rencana strategis KSEI. “Pengembangan yang direalisasikan oleh KSEI memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia. Kami berharap hal ini dapat meningkatkan kenyamanan investor dalam bertransaksi serta menarik minat investor baru untuk berinvestasi di pasar modal”, pungkas Samsul.
Beberapa pengembangan yang dilakukan KSEI disesuaikan dengan inovasi digital dan perkembangan teknologi, antara lain; simplifikasi pembukaan rekening online dan platform EASY.KSEI untuk mengikuti RUPS online. Selain itu, KSEI juga berencana mengembangkan aplikasi cash management system atau K-CASH untuk mendukung implementasi sub rekening efek (SRE) dan investor fund unit account (IFUA) sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah. Inisiatif ini sangat cocok di kalangan anak muda karena menggunakan platform berbasis aplikasi yang dapat digunakan melalui ponsel. KSEI juga mengembangkan platform CORES.KSEI yang digunakan untuk sentralisasi administrasi data KYC investor. Platform ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembukaan rekening di pasar modal Indonesia.
Dengan hadirnya berbagai inovasi digital dalam program pengembangan infrastruktur dan fasilitas perlindungan investor, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan investor muda sehingga meningkatkan kenyamanan dan transparansi untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia (***)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS