" Saya nilai disebabkan faktor leadership yang kurang. Seharusnya fokus untuk mencari pendapatan baru, tapi pemprov hanya fokus pada belanja, tanpa mencoba mencari pendapatan." jelas Doktor Ekonom Lulusan Unja ini.
Akibatnya, defisit APBD yang ditandai dengan berubahnya pos belanja daerah akibat minimnya pendapatan.
Baca Juga: Al Haris PHP Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Soal Lokasi Sport Center.
Dijelaskan Amrizal, Fraksi Golkar, setelah mempelajari dan mencermati Nota Pengantar Nota Keuangan dan buku Ranperda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2025, Fraksi Partai Golkar memberikan pandangan sebagai berikut.
"PAD ditargetkan sejumlah 1,92 triliun rupiah atau berkontribusi sebesar 43,44 persen dari total pendapatan daerah, pendapatan ini berkurang 289,70 miliar rupiah atau turun sebesar 13,11 persen dari tahun 2024 yang ditargetkan sejumlah 2,21 triliun rupiah," paparnya.
Baca Juga: Proyek Renovasi Gedung Ex Arena MTQ Senilai Rp 16 Miliar Dipertanyakan
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS