Tapi, oleh Dokter Terawan DSA itu kemudian dimodifikasi menjadi terapi pengobatan terutama untuk pasien yang terkena stroke. Banyak pasien setelah menjalani terapi itu menyatakan mereka sembuh. Para pasien itu bersyukur dan memberikan testimoni yang memuji-muji terapi pengobatan stroke Dokter Terawan.
Tetapi, para sejawat Terawan di komunitas kedokteran yang bernaung di bawah IDI (Ikatan Dokter Indonesia) banyak yang penasaran dan mempertanyakan basis ilmiah terapi pengobatan tersebut.
Baca Juga: Wakapolda Jambi Gelar Pertemuan Bersama Pengurus IDI Jambi
Apakah terapi "cuci otak" itu sudah melalui prosedur penelitian medis/uji klinis dengan memperlihatkan bukti yang berbasis medis yang terintegrasi
(EBM). Itulah di antara pertanyaan kritis dari komunitas kedokteran.
Pengurus Pusat IDI dan MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) pernah beberapa kali mengundang Dokter Terawan untuk menjelaskan basis ilmiah terapi yang diterapkannya itu.
Namun, komunitas kedokteran dan masyarakat, kecewa.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS