Penyakit Tekanan Darah Tinggi  Sebagai “Silent Killer” Waspada..

Penyakit Tekanan Darah Tinggi Sebagai “Silent Killer” Waspada..

Reporter: PM | Editor: Admin
Penyakit Tekanan Darah Tinggi  Sebagai “Silent Killer” Waspada..
Tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia (Kepmas UI) menyelenggarakan pelatihan pembuatan dan perawatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Balai Desa Karimunjawa || Foto : Dok UI

DEPOK, KABAR18.COM - Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi disebut sebagai “silent killer” karena meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang menyebabkan kematian dan pembiayaan kesehatan yang sangat besar.

Jumlah warga yang mengidap hipertensi di beberapa daerah di Indonesia masih cukup tinggi, termasuk di Karimunjawa, wilayah kepulauan di Laut Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang terkenal dengan keindahan alamnya. Pada tahun 2019, hipertensi menjadi penyakit urutan ketiga yang umum diderita masyarakat setempat dengan jumlah 409 pasien. Evaluasi yang dilakukan Puskesmas Karimunjawa juga menemukan bahwa hipertensi menjadi penyakit yang umum diderita oleh masyarakat Pulau Karimunjawa yang diakibatkan adanya kecenderungan mengonsumsi natrium dari hewan laut.

Baca Juga: SKK Migas - Universitas Indonesia Kerjasama Peningkatan SDM Kesehatan Hulu Migas

Pembuluh darah adalah salah satu cara pemberian nutrisi dari ibu kepada janin, sehingga janin dapat tercukupi kebutuhannya selama dalam kandungan. Tingginya tekanan darah ibu saat hamil berdampak pada gangguan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya transportasi nutrisi dari ibu kepada janin. Hal tersebut yang memicu terbatasnya asupan nutrisi yang diterima oleh janin yang merupakan penunjang tumbuh kembang selama di dalam kandungan. Keterbatasan itu yang menjadi penyebab berat badan anak saat lahir rendah.

Guna merespons tingginya kasus hipertensi pada ibu hamil dan stunting di Karimunjawa, Tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia (Kepmas UI) menyelenggarakan pelatihan pembuatan dan perawatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Balai Desa Karimunjawa pada 16 Agustus 2023. Pelatihan bertajuk “Karimunjawa Sehat Ceria” tersebut ditujukan kepada ibu dengan balita stunting, tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS), kader Posyandu, kader Puskesmas, dan pemerintah setempat.
 
Dalam kegiatan pelatihan penanaman TOGA secara hidroponik ini, ibu balita stunting, tim PKK, tim TPPS, kader Posyandu, kader Puskesmas, dan warga Kecamatan Karimunjawa diberikan penjelasan mengenai cara penanaman, perawatan, pemanfaatan, dan pengolahan TOGA secara hidroponik. Tim Kepmas UI memberikan penyuluhan sambil memeragakan cara menanam tanaman hidroponik secara langsung kepada para peserta kegiatan. 
 
Sebagian besar peserta pelatihan menuturkan bahwa warga Desa Karimunjawa sudah banyak yang pernah menanam tanaman seperti cabai, jahe, kencur, lengkuas, dan kunyit menggunakan metode penanaman konvensional dengan media tanah. Hal ini menandakan bahwa warga sudah cukup familiar dengan TOGA. Namun, para warga mengatakan bahwa tanah di Karimunjawa kurang cocok untuk ditanami tumbuhan karena cenderung berpasir, sehingga kurang subur.
 
Maka dari itu, Tim Kepedulian Masyarakat UI membawakan solusi untuk menginisiasi penanaman TOGA secara hidroponik tanpa media tanah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tanaman TOGA yang diedukasi dan ditanam terbagi menjadi bayam dan sawi untuk mengatasi stunting, serta selada dan seledri untuk mengatasi hipertensi. 
 
Kegiatan pelatihan penanaman TOGA berlangsung lancar dan para peserta tertarik untuk mengetahui metode penanaman hidroponik, terutama setelah dijelaskan mengenai perawatan TOGA dan pengolahan hasilnya. Tidak hanya itu, Tim Kepmas UI juga memberikan booklet untuk memudahkan kader Puskesmas, kader Posyandu, dan warga Kecamatan Karimunjawa dalam menerapkan metode hidroponik dan untuk memastikan keberlanjutan dari program kepedulian masyarakat ini. 
 
Kepala Desa Karimunjawa, Arif Setiawan mengatakan, "Harapannya adalah bahwa kegiatan ini tidak hanya bermanfaat saat ini, namun juga dapat dikembangkan secara berkepanjangan oleh warga Desa Karimunjawa.”
 
Tim Kepmas UI “Karimunjawa Sehat Ceria” sebagian besar merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI), dan dibantu oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB). Tim tersebut diketuai oleh Mauna Munifah Indarwati, dan beranggotakan Muhammad Mishbahus Surur, Fadhilatul Ikromah, Annisa Fitriyah, Nafisa Thahira, Fahrani Asvita, Kezya Paquita Andrian, Raihana Ghibtha Putri, Samuel Budiman, M.Rais Makka, dan Faiq Firni R., serta dosen pendamping lapangan Dr. apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Sc. dan apt. Arif Arrahman, M. Farm.
 
Dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut, Tim Kepmas UI berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan Karimunjawa, Pemerintah Desa Karimunjawa, Pemerintah Kecamatan Karimunjawa, serta beberapa pihak sponsor, yaitu PT. Guardian Pharmatama, PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia TBK., AQUA, dan PT. Tiga Kunci Utama.****

Baca Juga: PLN UID S2JB Dukung Road to UI Half Marathon 2024 Sumatera Selatan

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya