Bedakan Sakit Pinggang dan Sakit Ginjal: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah

Keluhan nyeri di area pinggang sering kali menimbulkan kekeliruan dalam mengenali sumber masalah kesehatan

Reporter: - | Editor: Ulun Nazmi
Bedakan Sakit Pinggang dan Sakit Ginjal: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah
Ilustrasi seseorang memegangi area punggung bawah akibat rasa nyeri. Sakit pinggang dapat disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, atau aktivitas berat, || Dok google

KABAR18.COM- Keluhan nyeri di area pinggang sering kali menimbulkan kekeliruan dalam mengenali sumber masalah kesehatan. Banyak orang sulit membedakan apakah rasa sakit berasal dari otot dan tulang belakang (sakit pinggang) atau dari organ ginjal. Padahal, menurut National Kidney Foundation (NKF) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kedua kondisi tersebut memiliki gejala dan penyebab yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tepat.

Sakit pinggang umumnya dipicu gangguan pada otot, ligamen, atau tulang belakang. Gejalanya berupa nyeri di bagian punggung bawah yang memburuk saat membungkuk, duduk terlalu lama, atau mengangkat beban. Rasa sakit juga dapat menjalar ke bokong dan kaki bila saraf terjepit.

Baca Juga: Wakapolda Jambi Gelar Pertemuan Bersama Pengurus IDI Jambi

Sementara itu, sakit ginjal ditandai nyeri di sisi belakang tubuh yang letaknya lebih tinggi dari pinggang. Rasa sakit cenderung dalam dan tajam, serta tidak berubah meski tubuh digerakkan. Kondisi ini umumnya dibarengi gejala lain seperti perubahan warna urine, nyeri saat buang air kecil, demam, mual, dan frekuensi kencing yang tidak normal.

Sakit pinggang kerap disebabkan postur tubuh buruk, cedera angkat beban, saraf terjepit, aktivitas berat, hingga kelebihan berat badan.
Sakit ginjal biasanya muncul akibat infeksi saluran kemih, batu ginjal, penyakit ginjal kronis, kurang cairan, serta pola makan tinggi garam dan gula.

Baca Juga: Sempat Vakum, Akhirnya Pengurus PMI Batanghari Dibentuk Lagi dan Dilantik

Untuk keluhan sakit pinggang, penanganan awal meliputi istirahat, kompres hangat, peregangan ringan, perbaikan postur, hingga obat antinyeri sesuai anjuran medis. Kasus yang menetap dianjurkan menjalani fisioterapi.

Pada sakit ginjal, pengobatan harus menyesuaikan penyebabnya. Penderita dianjurkan banyak minum air, mengonsumsi antibiotik bila terjadi infeksi (melalui resep dokter), serta menjalani terapi khusus bila terdapat batu ginjal. Pasien dengan gangguan ginjal kronis membutuhkan pemantauan fungsi ginjal secara berkala.

Baca Juga: SKK Migas Raih Gold Rank Pada ASRRAT 2025

WHO dan NKF menekankan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mencegah kedua kondisi tersebut.
Untuk mencegah sakit pinggang, masyarakat perlu menjaga postur tubuh, menghindari angkat beban dengan posisi membungkuk, serta rutin berolahraga dan mempertahankan berat badan ideal.

Sedangkan pencegahan sakit ginjal mencakup menjaga hidrasi tubuh, membatasi konsumsi garam dan makanan olahan, tidak menahan kencing, serta menghindari penggunaan obat anti-inflamasi jangka panjang tanpa pengawasan dokter. Pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin dianjurkan bagi individu dengan hipertensi atau diabetes.

Keduanya memerlukan perhatian medis bila nyeri tidak membaik dalam dua hari, disertai demam, mual, perubahan warna urine, atau gangguan buang air kecil. Penanganan yang tepat dapat mencegah kondisi berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.(***)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya