RTH Putri Pinang Masak seharusnya bisa menjadi taman kota yang menjadi tempat berkumpul masyarakat, pusat kegiatan sosial, dan ruang hijau yang menyejukkan. Namun yang terjadi justru sebaliknya: proyek ini dibangun tanpa mendengarkan suara rakyat, tanpa mempertimbangkan semua aspek yang perlu dikaji mendalam dalam perencanaan, termasuk kepentingan dan kebutuhan warga sekitar.
Alhasil, dana sebesar Rp 35 miliar, yang seharusnya menciptakan ruang publik yang berguna dan berkualitas, malah berubah menjadi pemborosan anggaran yang tak jelas manfaatnya.
Lebih mengecewakan lagi, proyek ini kini hanya menjadi monumen kebanggaan penguasa yang gagal memberikan manfaat pada masyarakat. Di tengah keresahan publik, masyarakat bertanya-tanya, ke mana uang rakyat yang begitu besar itu sebenarnya pergi?
Baca Juga:
APBD Provinsi Jambi Defisit, Ini Pesan Jokowi Kepada Cawagub Sudirman : Tata Kelola Anggaran Harus Diperhatikan.
Apakah dana tersebut benar-benar digunakan untuk kemaslahatan rakyat, ataukah proyek ini hanyalah sebuah ajang pemborosan anggaran demi pencitraan penguasa semata?
Baca Juga:
Mantan Presiden Jokowi Sudah Ingatkan, Hati Hati Tata Kelola Keuangan : APBD Provinsi Jambi 2025 Turun 800 Milyar, Pecah Rekor 4 Kali Berturut Turut Defisit
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Lanjut Baca ke halaman berikutnya