STAI Ma'arif Naik Status Jadi Institut Islam Ma'arif Jambi, Biar Kecil Karyanya Mendunia

Perubahan nama dan status dari sebelumnya Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Jambi, menjadi Institut Islam Ma’arif (IIM) Jambi.

Reporter: ASR | Editor: Muhammad Asrori
STAI Ma'arif Naik Status Jadi Institut Islam Ma'arif Jambi, Biar Kecil Karyanya Mendunia
Peresmian Perubahan Status STAI Ma'arif Jadi Institut Islam Ma'arif Jambi. (foto: Asrori)

KOTA JAMBI, KABAR18.CO M – Perubahan nama dan status dari sebelumnya Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ma’arif Jambi, menjadi Institut Islam Ma’arif (IIM) Jambi, memang sangat diharapkan oleh pengelola dan civitas akademika sejak lama.

Perubahan status perguruan tinggi tersebut resmi dilakukan, Rabu 21 Februari 2024, di kampus Institut Islam Ma’arif Jambi, Jl. KH Abdurrahman Wahid Talang Bakung Kota Jambi.

Peresmian ditandai dengan membuka tabir penutup papan nama oleh staf ahli Gubernur Jambi bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan, Muktamar Hamdi. Turut hadir dikesempatan itu Sekretaris Kopertis Wilayah XIII Jambi, H Jamrizal,  serta pejabat lainnya .

Muktamar Hamdi, mengatakan, hari ini merupakan momentum yang sangat strategis dalam dunia penddidikan di Jambi. Sebab, perubahan status ini mengandung makna terhadap perubahan visi, bahwa kedepannya diharapkan menjadi salah satu perguruan tinggi yang mampu menjadi agen perubahan di Jambi.

Pemerintah Provinsi Jambi, tegas Muktamar Hamdi, memberikan perhatian sangat besar terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing secara Nasional dan Internasional.

Karena itu, tambah Hamdi, setiap tahun pemerintah Provinsi Jambhi memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta dan negeri, untuk menempuh pendidikan di dalam negeri maupun luar negeri.

Ketua Yayasan Pendidikan Bintang Sembilan, H Rahmat Nasution, mengatakan, moment spesial ini dilaksanakan untuk mewujudkan rasa syukur kita. Meski agak terlambat, jika dibandingkan dengan perguruan tinggi yang lain menjadi Institut, khususnya di Jambi. Tapi, walaupun terlambat kita tetap mensyukurinya dan sangat bersyukur.

Rahmat Nasution, selaku Ketua Yayasan mengungkapkan kondisi kampus Institut Islam Ma’arif Jambi saat ini dengan apa adanya, dihadapan para pejabat Provinsi Jambi, Pejabat Pemerintah Kota Jambi, civitas akademika dan tamu undangan laninnya.

“Ini lah apa adanya, kondisi kampus Institut Islam Ma’arif Jambi. Tapi kami tidak berkecil hati, kami akan tetap berjuang terus, ingin menjadikan kampus kecil dengan karyanya yang mendunia. Mahasiswanya tak harus banyak, cukup seribu saja, tapi tulisannya bisa dibaca di luar negeri, itu yang kita inginkan, ungkap Rahmat Nasution.

Seiring dengan perubahan status STAI Ma’arif Jambi menjadi Institu Islam Ma’arif Jambi, dikesempatan yang sama juga dilakukan pelantikan Rektor baru Institut Islam Ma’arif Jambi, Dr Ahmad Miftahur Rizik, dengan masa jabatan lima tahun (2024-2028). 

“Rektor kita ini, kalau dahulu kita melihat Anies Baswedan diusia 37 tahun diangkat jadi Rektor Paramadina, disebut menjadi Rektor termuda se Indonesia. Tapi Rektor yang baru kita lantik hari ini, Dr Ahmad Miftahur Rizik, baru berusia 33 Tahun, jadi Rektor Termuda se Asia Tenggara, papar Rahmat Nasution.

Sekretaris Kopertais XIII, H. Jamrizal, juga mengapresiasi peralihan status STAI Ma’arif Jambi jadi Institut Islam Ma’arif Jambi. Hal ini mengundang banyak rasa senang, simpati dan kegembiraan di tengah masyarakat.

Menurut Jamrizal, perubahan status ini tidak semata-mata jadi tanggung jawab seorang Rektor dan Ketua Yayasan saja, melainkan semua personal yang ada di perguruan tinggi Institut Islam Ma’arif Jambi. 

“Lakukan langkah-langkah cerdas dan berbagi pendapat bersama unsur civitas akademika serta pimpinan Yayasan. Tujuannya guna memikirkan prodi apa yang paling cocok untuk dibuka dan ditambah lagi, pungkas Jamrizal.***

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya