ABW kemudian melanjutkan acara ke Dyandra Convention Center untuk mengikuti ‘’Simfoni Kebangsaan’’. Acara diikuti oleh partai pendukung, jaringan simpul relawan, dan masyarakat umum. Ruangan hall utama yang berkapasitas 4.000 tempat duduk penuh sesak oleh massa. Di bagian selasar depan masih sangat banyak orang yang tidak bisa masuk ke ruangan utama.
Malam harinya di Hotel Shangrila, ABW mengadakan pertemuan dan makan malam dengan pimpinan partai pengusung. Acara kemudian dilanjut dengan ‘’Chief Editors Meeting’’, dialog dengan pemimpin redaksi, pimpinan media, kolumnis, dan wartawan senior Surabaya. Acara berlangsung lebih dari dua setengah jam.
Baca Juga: Pembangunan Ibu Kota Negara Baru, Mulai Semester II 2022, Kalau Ada Duit...?
ABW mengatakan bahwa acara seperti itu rasanya seperti ujian desertasi, karena pertanyaan yang diajukan sangat tajam dan berbobot. ABW menjawab semua pertanyaan sensitif secara terbuka dan mempersilakan peserta untuk mengutip pernyataan-pernyataannya. Pertanyaan tajam seperti Formula E dan KPK, calon wakil presiden, IKN (Ibukota Nusantara), masalah utang luar negeri, dan beberapa isu lain, dijawab ABW secara terbuka.
Hari kedua diisi dengan shalat subuh berjamaah di Masjid Rakhmat, Kembang Kuning, Surabaya. Masjid ini dikenal sebagai salah satu yang tertua di Surabaya. Para peziarah yang datang ke Surabaya biasanya datang ke Masjid Ampel untuk berdoa di makam Sunan Ampel, lalu datang ke Masjid Rakhmat yang didirikan oleh mertua Sunan Ampel, dan kemudian menziarahi makam Mbah Bungkul di area Bungkul.
Baca Juga: Jokowi Batal Datang HPN di Kendari, Panitia Harus Hati Hati Menggunakan Anggaran…
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS