BATANG HARI AIRNYA GARANG: Meluap Lagi, Tak Kenal Musim

BATANG HARI AIRNYA GARANG: Meluap Lagi, Tak Kenal Musim

Reporter: Opini | Editor: Ulun Nazmi
BATANG HARI AIRNYA GARANG: Meluap Lagi, Tak Kenal Musim
Nando Nawawi || Dok Istimewa
Sungai Batanghari yang mengalami siklus banjir besar setiap 10 tahun sekali, seperti yang terjadi pada tahun 2004 dan tahun 2024, memang menjadi masalah yang semakin serius. Terlebih, banjir besar yang kini mulai lebih sering terjadi, bahkan harini ini menjadi ancaman yang bisa terjadi setidaknya sekali dalam setahun, hampir dua pekan sungai batanghari meluap mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, dari ekonomi hingga politik. Salah satu penyebab utama banjir ini adalah kerusakan di hulu sungai, di mana kegiatan pertambangan dan penebangan hutan yang masif telah mengubah ekosistem di daerah tersebut. Faktor-faktor ini memperburuk kondisi hulu sungai, mempercepat proses erosi dan sedimentasi yang mengurangi daya tampung air, serta memperburuk kualitas air sungai.

BANJIR LAGI

Kini Sungai kesayangan orang Jambi ini banjir lagi dan boleh dikatakan tidak kenal musim. Banjir lagi dan lagi. Banjir yang terjadi hari ini tentu bukan kejadian tiba-tiba tapi dampak dari berbagai factor.  Aktivitas pertambangan yang tidak terkontrol, serta penebangan hutan secara besar-besaran telah mengubah keseimbangan alam di hulu Sungai Batanghari. Deforestasi mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, sehingga lebih banyak air yang mengalir langsung ke sungai, menyebabkan peningkatan volume air yang cepat dan berisiko menimbulkan banjir besar. Selain itu, pertambangan sering kali tidak memperhatikan kelestarian lingkungan, menghasilkan sedimentasi yang dapat memperkecil kapasitas aliran sungai.

Baca Juga: Karhutla Dan Pentingnya Pemanfaatan Data Tinggi Muka Air Tanah

Begitu juga halnya dengan kegiatan industri dan pertanian yang tidak ramah lingkungan menghasilkan limbah dan polutan yang mencemari sungai, yang mempengaruhi kualitas air yang mengalir ke hilir. Pencemaran ini memperburuk situasi banjir karena air yang tercemar tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menambah beban pada sistem drainase dan pengelolaan air.

Ditambah lagi, perubahan iklim global yang menyebabkan curah hujan yang tidak menentu semakin memperburuk kondisi. Hujan deras yang turun dalam waktu singkat memperburuk potensi banjir, dan sungai yang sudah tercemar dan mengalami sedimentasi tinggi menjadi semakin rentan terhadap luapan air.

Baca Juga: Pemilu Sistem Proporsional Tertutup atau Terbuka?

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Lanjut Baca ke halaman berikutnya

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya