”Pak Hashim sudah mengumumkan bahwa 75% atau sekitar 75 GW dari kapasitas tambahan tersebut berasal dari pembangkit energi terbarukan.
Artinya, ke depan kami akan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penambahan pembangkit berbasis energi terbarukan yang berasal dari tenaga air sebesar 25 GW, surya 27 GW, angin sebesar 15 GW, panas bumi 6 GW, dan bioenergy 1 GW,” ucap Darmawan.
Baca Juga: PLN UID S2JB Raih Penghargaan Outstanding Social Engagement & Corporate Action di Ajang CNN Awards
Darmawan menjabarkan, bahwa untuk mencapai target 75% energi terbarukan tersebut, PLN akan membangun _Green Enabling Transmission Line_ sepanjang 70 ribu kms untuk mengalirkan sumber energi terbarukan yang mayoritas berada di daerah terisolir ke pusat _demand_.
Selain itu, PLN juga telah merancang pengembangan _smart grid_ guna mengatasi intermitensi pada pembangkit energi terbarukan, sehingga energi bersih yang dihasilkan dari pembangkit tersebut bisa masuk ke dalam sistem PLN secara stabil.
”Kami perlu membangun pembangkit listrik yang fleksibel. Kami perlu membangun _smart grid_, _smart transmission_, _smart control center_, dan _smart distribution_. Tanpa _smart grid_, kami hanya bisa menambah 5 GW. Tetapi dengan _smart grid_, kami bisa menambah pembangkit angin dan surya hingga 42 GW, sehingga kami bisa menyeimbangkan antara suplai listrik dan permintaan,” tambah Darmawan.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Pelanggan Pengguna EV, PLN Resmikan SPKLU ke-5 di Provinsi Jambi
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS