Pangkat Boleh Brigadir Kecil, tapi Hati Komisaris Besar

Eko Yanche Edrie

Reporter: Admin | Editor: Ahmad Muzir
Pangkat Boleh Brigadir Kecil, tapi Hati Komisaris Besar
Eko Yanche Edrie

Keinginan Tonek, ia menjadi salah seorang anggota reserse, berpakaian preman lalu memeriksa tersangka sambil menatap layar komputer. Ia memang pernah berharap masuk ke korps yang dulu punya motto: Sidik Sakti Hanusa Bhakti (kini Sidik Sakti Indera Waspada) itu.

Tapi, itulah Tonek, usia yang mulai menua, ia pun tak berkesempatan belajar komputer. Ia hanya pernah belajar mengetik 10 jari di pendidikan Secata dengan mesin tua bermerk Remington. Ini adalah mesin ketik keluaran Inggris peninggalan Perang Dunia II. Saat ia masuk polisi hampir setengah abad  lalu, mesin tik tua seperti itu masih banyak di polsek-polsek.

Bunyinya gemerincing dan kadang kalau ada pemeriksaan malam hari dari kejauhan terdengar meningkahi bunyi jengkerik di belakang markas.
Kini Jadi polisi harus ‘makan bangku sekolahan’. Kalau tidak sekolah, pangkat tak bakal naik-naik. Sidi Tonek sendiri adalah anak polisi yang dipensiun dengan pangkat Ajun Brigadir Polisi Satu. Ayahnya jadi polisi ketika lembaga itu masih bernama Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI).  

Kini ia meneruskan profesi ayahnya dan sudah pula akan memasuki masa pensiun. Dan Alhamdulillah ia belum pernah kena straaf oleh atasannya lantaran membeking togel, melapan anamkan perkara, memainkan perkara 480 (kasus penadahan yang tersangkanya dijadikan ATM), menjual barang bukti dan sebagainya. Pangkat boleh brigadir kecil tapi batinnya komisaris besar.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Lanjut Baca ke halaman berikutnya

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya