Demi Sektor Pariwisata, Arab Saudi Semakin Moderat

Demi Sektor Pariwisata, Arab Saudi Semakin Moderat

Reporter: PM | Editor: Ahmad Muzir
Demi Sektor Pariwisata, Arab Saudi Semakin Moderat
Jamaah melakukan tawaf, Kamis  (21/3/ 2024) waktu subuh. (Foto: PM)

Catatan : Mursyid Sonsang, Wartawan Senior, Pendiri SMSI dan JMSI Pusat

____________________________

BEBERAPA tahun terakhir Kerajaan Arab Saudi mengalami perubahan radikal. Perubahan ini tidak saja dalam visi ekonomi juga cara beribadah tarawih selama Ramadan.

Shalat tarawih dan witir yang biasanya 23 rakaat, sejak tiga tahun terakhir berubah menjadi 13 rakaat ( tarawih 10 dan witir 3). Perubahan itu sejak Pandemi Covid-19 menyerang berbagai negara tidak terkecuali Arab Saudi.

Selama ini Arab Saudi mengandalkan pendapatan kerajaan dari minyak dan gas yang melimpah ruah. Kini minyak dan gas mulai menyusut, untuk tidak bergantung dari minyak dan gas tersebut  Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang juga Perdana Menteri Muhammad Bin Salman mencanangkan Visi Saudi 2030.

Salah satu misinya transisi dari ketergantungan terhadap minyak dan menggantinya dengan sektor pariwisata. Adanya program pengembangan pariwisata yang gencar di Arab Saudi konsekuensinya terjadi perubahan yang radikal dalam kehidupan masyarakat, dulunya lebih menutup diri sekarang lebih moderat seperti catatan yang dikutip dari CNN

1.Pantai Bikini

Arab Saudi dikenal sebagai negara dengan aturan ketat mengenai pakaian, terutama pada perempuan. Namun, kini Arab Saudi telah memiliki tempat yang mengizinkan laki-laki dan perempuan berbaur tanpa batasan, yakni Pantai Pure Beach.

Pantai Pure Beach, laki-laki dan perempuan bisa mendengarkan musik, menari, bermain air, hingga perempuan bebas menggunakan pakaian renang bikini, hingga merokok shisha bersama-sama. Diketahui, Pantai Pure Beach adalah pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City yang berlokasi sekitar 125 kilometer dari Kota Jeddah.

Pantai privat ini dilaporkan memiliki taman terapung yang membentuk tulisan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris jika dilihat dari atas. Agar dapat memasuki Pantai Pure Beach, setiap orang harus merogoh kocek 300 riyal Saudi atau sekitar Rp1,2 juta (asumsi kurs Rp4.051/riyal).

2.Festival 'Dugem' hingga Halloween.

Arab Saudi mulai menunjukkan keterbukaannya terhadap musik elektronik (EDM) dengan mengizinkan sejumlah konser musik hingga festival EDM di wilayahnya. Salah satunya MDLBEAST Soundstorm yang dimulai 2021 di Riyadh.

Tercatat, beberapa pelaku musik global datang. Sekitar 200 ribu penonton juga hadir. Tidak hanya pada akhir Oktober Arab Saudi juga mengadakan festival Halloween. Padahal, ini sebelumnya dilarang kerajaan Arab.

3. Podcast Membahas Seks

Di Arab Saudi, setiap orang masih sulit untuk mendapatkan pendidikan seks di rumah dan di kelas. Namun, baru-baru ini muncul podcast berbahasa Arab yang membicarakan hal-hal tabu di Saudi, termasuk seks untuk menggebrak kesan konservatif tersebut.

Kerning Cultures merilis podcast 'Jasadi' atau 'Tubuhku' dengan tujuan menceritakan kisah yang selama ini tidak dapat diceritakan. Termasuk soal hal berbau seksual. Jasadi adalah podcast terpopuler ketiga Kerning Culture. Lebih dari 70% pendengarnya adalah perempuan.

4. Izin Minuman Keras

Arab Saudi dilaporkan akan mengizinkan beredarnya minuman beralkohol. Negeri tempat dua kota suci umat Islam itu, yakni Mekkah dan Madinah, disebut akan menyajikan anggur, koktail, hingga sampanye.

Dilaporkan, aturan itu akan berlaku di kota megafuturistik baru NEOM. Isu tersebut pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada September 2022 lalu.

"Terletak di pulau Laut Merah bernama Sindalah, resor Neom berharap untuk menawarkan bar anggur premium, bar koktail terpisah, dan bar untuk sampanye dan makanan penutup," tulis WSJ.

"Rencana tersebut juga menyerukan toko anggur ritel dengan tampilan dinding vertikal yang mencolok," tambah media AS itu lagi.

Media Amerika Serikat (AS) itu menyebutkan telah melihat dokumen pengembangan kota, tertanggal Januari.  Tidak hanya alkohol, gambar pengembangan Sindalah tertanggal Juni juga memuat gambar-gambar wanita berbikini dan pria bertelanjang dada. 

"Sindalah akan 'menyalakan' Laut Merah sebagai tujuan baru untuk kapal pesiar super dan menarik beberapa orang paling kaya dan berpengaruh di dunia," kata dokumen perencanaan itu lagi

5.Lepas Cadar dan Abaya

Salah satu hal mencolok dari perubahan Arab Saudi adalah tidak ada lagi aturan segregasi dan praktik sosial yang ketat. Menurut laporan The National, Januari lalu, para pelancong di Bandara Internasional King Khalid Riyadh terlihat mengantre bea cukai di jalur yang sama.

Selain itu, mayoritas perempuan pun terlihat tidak bercadar dan beberapa tidak menggunakan Abaya. Ini merujuk pakaian tradisional panjang yang biasa dipakai wanita di kawasan Teluk dan sempat wajib di Arab Saudi.

6.Rayakan Hari Valentine

Arab Saudi turut berpartisipasi dalam merayakan Hari Valentine yang jatuh setiap 14 Februari. Dilaporkan, beberapa hari menjelang perayaan Valentine, toko bunga dan restoran di Arab Saudi memikat pasangan dan lajang dengan karangan bunga yang indah. 

Padahal, tujuh tahun lalu, perayaan dilarang Komite Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan. Badan itu saat ini telah dihapus.(***)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya