Oleh: Bahren Nurdin (Wakil Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah NSW, Australia)
Sebagai organisasi Islam terkaya di dunia, Muhammadiyah telah lama dikenal dengan amal usahanya yang luas dan beragam. Dari sekolah hingga rumah sakit, dari panti asuhan hingga perguruan tinggi, Muhammadiyah telah menjadi simbol kemajuan dan kesejahteraan umat.
Baca Juga: DREAM COMES TRUE; 19 Tahun Perjuangan
Sebagai gambaran singkat, Muhammadiyah memiliki paling tidak 172 Perguruan Tinggi (83 Universitas, 53 Sekolah Tinggi, 36 lainnya), 122 (ditambah 20 RS sedang dibangun), 231 klinik, 5345 sekolah dan madrasah, 440 pesantren, 1.012 Panti asuhan, dan lainnya, 20.465 aset wakaf, dan lahan seluas 214.742.677 m2. Kaya!
Namun, di balik kesuksesan dan kekayaan ini, ada sikap moral yang harus terus dipegang teguh oleh warga Muhammadiyah; hidup sederhana dan bijaksana.
Baca Juga: Samardan Harahap Kembali Dipercaya Menjadi Ketua PD Muhammadiyah Kota Jambi Periode 2022 - 2027.
KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, pernah berpesan, "Hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan cari hidup di Muhammadiyah." Pesan ini sangat relevan hingga hari ini. Dengan semangat yang sama, saya juga ingin mengatakan: "Perkayalah Muhammadiyah, tapi jangan cari kekayaan dari Muhammadiyah."
Kekayaan Muhammadiyah bukanlah tentang harta benda atau aset material semata. Kekayaan sejati organisasi ini terletak pada nilai-nilai luhur yang ditanamkan, pada semangat pengabdian tanpa pamrih, dan pada tekad untuk terus memberi manfaat bagi umat dan bangsa.
Baca Juga: Natsir, Hamka, dan Etika Berpolitik
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS