Memperkaya Muhammadiyah, Bukan Mencari Kekayaan di Muhammadiyah

Memperkaya Muhammadiyah, Bukan Mencari Kekayaan di Muhammadiyah

Reporter: .. | Editor: Admin
Memperkaya Muhammadiyah, Bukan Mencari Kekayaan di Muhammadiyah
Wakil Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah NSW, Australia, Bahren Nurdin || dokpri
Muhammadiyah bukan ladang untuk mencari keuntungan pribadi. Sebaliknya, ia adalah ladang subur untuk menanam benih-benih kebaikan. Setiap amal usaha, setiap program, dan setiap kegiatan Muhammadiyah adalah kesempatan bagi kita untuk bercocok tanam amal saleh yang insya Allah akan kita panen kelak di akhirat.

Semangat Surah Al-Ma'un harus terus menjiwai gerak langkah kita. Melalui pendidikan, kita mencerdaskan generasi. Melalui layanan kesehatan, kita meringankan beban sesama. Melalui panti sosial, kita mengulurkan tangan pada yang membutuhkan. Inilah medan tempur kita, medan perjuangan untuk mengangkat martabat umat dan bangsa.

Banggalah menjadi bagian dari Muhammadiyah. Bukan karena kekayaan materialnya, tapi karena kekayaan jiwanya. Kekayaan yang tercermin dari ribuan sekolah yang mencerdaskan anak bangsa, ratusan rumah sakit yang melayani masyarakat, dan tak terhitung lagi amal usaha lain yang memberi manfaat luas.

Baca Juga: DREAM COMES TRUE; 19 Tahun Perjuangan

Mari kita bersama-sama memperkaya Muhammadiyah dengan amal dan perjuangan. Bukan untuk mencari nama atau kedudukan, tapi untuk meninggikan kalimat Allah dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Inilah esensi dari "berkemajuan" yang menjadi ciri khas Muhammadiyah.

Sebagai kader Muhammadiyah, marilah kita terus menjaga api semangat ini. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa kekayaan sejati adalah dalam memberi, bukan menerima. Dalam melayani, bukan dilayani.

Baca Juga: Samardan Harahap Kembali Dipercaya Menjadi Ketua PD Muhammadiyah Kota Jambi Periode 2022 - 2027.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi perjuangan kita dan menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang tidak hanya kaya secara materi, tapi juga kaya dalam amal dan kebajikan. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Baca Juga: Natsir, Hamka, dan Etika Berpolitik

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya