Ia adalah salah satu anak muda Selangor yang hebat dan menonjol di generasinya, seangkatan dengan Rais Yatim (Ketua Dewan Negara Malaysia, 2020-2023) dan Abdullah Ahmad Badawi (PM ke-5 Malaysia). Hampir semua pendidikannya di luar negeri adalah berkat beasiswa. Ia memperoleh Fulbright-Hays Travelling Award untuk mempersiapkan studi di Northern Illinois University (1966), Asia Foundation Scholarship untuk belajar di Northern Illinois University (1966-1968), MARA Scholarship untuk belajar di Northern Illinois University (1968-1969) dan Ohio University (1969-1971), serta Ford Foundation Fellowship selama belajar di Columbia University, New York (1973-1977).
Firdaus memulai kariernya sebagai wartawan New Straits Times, Singapura, di samping sebagai kolumnis tetap “Hati dan Nadi Dunia Pelajar” untuk koran Berita Harian Malaysia. Kemudian ia sempat menjadi pengajar Bahasa Melayu dan Malayasian Civics kepada sukarelawan Amerika di Kampus Hilo, University of Hawaii, Amerika Serikat.
Sekembali dari Amerika Serikat yang pertama (1971) ia memulai khidmat di Universiti Malaya. Mulanya sebagai penolong pensyarah (asisten dosen) lalu menjadi dosen penuh di Fakultas Ekonomi dan Pentadbiran (1972-1982), selanjutnya menjadi Profesor Madya (1982-1995) dan akhirnya menjadi Profesor Penuh (1995-2004). Dalam rentang waktu itu, ia juga kerap diserahi tugas jabatan fungsional dan struktural di lingkungan fakultas maupun universitas. Di antaranya sebagai Anggota Senat Universiti Malaya (1982-2004), Timbalan (wakil) Dekan Fakulti Ekonomi dan Pentadbiran (1983-1988), Dekan Fakulti Ekonomi dan Pentadbiran (1995-1988), dan puncaknya sebagai Timbalan Naib Chancellor (Deputi Wakil Rektor) selama tiga tahun (1998-2001).
Baca Juga: Bundo Kanduang " Uni Ani" yang Mendunia itu Telah Tiada...
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS